Selasa, 30 Desember 2014

Transaksi Kartu Kredit Dengan PIN Berlaku 1 Januari 2015

Teman-teman,
di dua hari terakhir menjelang tahun baru 2015 jangan lupa segera aktifkan PIN untuk kartu kredit kalian yah. Update terakhir menurut sumber di bawah, Bank Indonesia memutuskan untuk menunda pelaksanaan kewajiban transaksi kartu kredit jadi tahun 2020, tetapi tidak seluruh Bank menunda proses ini, jadi untuk amannya lebih baik dibuat saja PINnya!

MEGA

Kebetulan kartu kredit saya dari Bank Mega, cara untuk registrasi PIN bisa melalui web ini: https://ibank.bankmega.com/regpin/ atau kirim SMS ke 3377 dengan format PIN spasi 4 digit terakhir kartu spasi tanggal lahir (DDMMYYY) spasi 6 digit pin yang diinginkan.

Kalau saya registrasi dengan metoda sms, dan setelah saya kirim dengan format di atas, akan dikirimkan sms balasan untuk konfirmasi, setelah itu selesai dan PIN saya sudah aktif.

MANDIRI

Sementara itu kartu kredit saya yang lain dari Mandiri, salah satu cara aktivasi PIN dengan cara SMS adalah dengan mengirimkan ke 3355 dengan format OTPCC spasi nomor kartu. Setelah itu kita akan diberikan kode OTP yang harus diaktifkan melalui ATM. Kode OTP ini hanya berlaku untuk di hari yang sama. Saya tidak tahu bagaimana kalau terlewat dan kode OTPnya sudah tidak bisa dipakai.


-Update-

Tadi saya sudah buat pin via atm untuk kartu kredit mandiri. Agak membingungkan awalnya. Tadinya saya lakukan di ATM non-tunai karena saya pikir toh saya tidak mau ambil uang. Ketika diminta PIN, saya masukkan kode OTP yang tadi dikasih (ini saya coba-coba karena saya tidak kepikiran kombinasi angka yang lain untuk kartu kredit ini) ternyata berhasil. Masuk ke menu utama ternyata tidak ada pilihan Buat Pin padahal di sms disuruh masuk ke menu tersebut. Saya klik menu dengan nama yang mirip yaitu Ubah Pin. Disuruh memasukkan PIN baru, sudah saya masukkan. tetapi ketika disuruh memasukkan ulang PIN baru tertulis gagal karena PIN saya salah. WAKS. Oke saya coba lagi mungkin saya typo, ternyata setelah saya ulang sekali lagi masih terdapat notifikasi yang sama (saya sudah yakin betul memasukkan kombinasi angka yang benar).
Takut keblokir karena sudah dua kali salah, saya keluar. Saya coba lagi di ATM Tunai. Saya masukkan PIN dengan kombinasi OTP yang tadi disms, ternyata masih bisa. Dan di ATM Tunai ternyata ada pilihan menu Buat Pin sesuai dengan instruksi. Saya coba menu tersebut dan masukkan pin baru, dan berhasil!
Pelajarannya, gantilah PIN kartu kredit Mandiri di ATM Tunai

Transaksi Kartu Kredit Dengan PIN Berlaku 1 Januari 2015

Berikut adalah prosedur untuk mendapatkan initial PIN dan melakukan akivasi PIN kartu kredit dari beberapa bank yang mempunyai basis kartu kredit terbesar di Indonesia:

     BCA

Segera lakukan Pengkinian Data & pastikan nomor handphone Anda sudah ter-update. Unduh Formulir Pengkinian Data di www.bca.co.id/creditcard. Untuk mendapatkan PIN 6 (enam) digit, Anda perlu memiliki Kode Otentikasi, yang akan dikirimkan secara bertahap ke semua pemegang Kartu Kredit BCA melalui SMS ke nomor handphone terdaftar.
Segera aktifkan PIN 6 (enam) digit dengan menggunakan Kode Otentikasi melalui www.bca.co.id/creditcard atau ATM BCA. Aktivasi PIN harus dilakukan untuk setiap Kartu Kredit BCA. Nomor PIN Kartu Utama dan Kartu Tambahan tidak harus sama.
Informasi layanan: Anda dapat menghubungi layanan 24 jam melalui
Halo BCA di 500 888

     BNI

BNI akan menginformasikan PIN baru Kartu Kredit Anda(PIN 6 digit)  melalui surat elektronik/email, pesan singkat/SMS atau surat/post mailer. PIN baru Kartu Kredit Anda(PIN 6 digit), akan mulai dikirimkan dan aktif untuk dapat digunakan bertransaksi mulai bulan Maret 2014. Setelah menerima informasi PIN baru Anda, untuk keamanan segera ubah PIN Kartu Kredit Anda tersebut dengan angka yang mudah diingat melalui mesin ATM BNI terdekat (disarankan agar PIN baru tidak menggunakan tanggal lahir, nomor KTP atau bukti identitas lainnya).
PIN Anda merupakan sarana untuk melakukan transaksi di mesin ATM dan juga akan digunakan saat melakukan transaksi di merchant(mesin EDC).

Informasi Layanan: Hubungi BNI Call 500046 atau melalui ponsel di
(021) 500046/68888

     MANDIRI

Bank Mandiri akan mulai mengimplementasikan PIN untuk transaksi dengan kartu kredit pada EDC Mandiri mulai Mei 2014.
Periode:
1Mei - 31 Des 2014 : implementasi PIN kartu kredit saat transaksi di EDC Mandiri bersifat opsional. EDC akan menawarkan opsi untuk input PIN atau verifikasi tandatangan. (CH masih dapat bertransaksi tanpa menggunakan PIN)
Mulai 1 Januari 2015 : Transaksi dengan kartu kredit di EDC Mandiri wajib menggunakan PIN
Berlaku kartu: Semua jenis Mandiri kartu kredit (Visa dan Mastercard )

Informasi Layanan: Cardholder dapat melakukan permintaan PIN
dengan menghubungi 14000 atau melalui website www.mandirikartukredit.com.
SLA pengiriman PIN adalah : maksimal 14 Hari
Kerja

     CIMB NIAGA

Kirim SMS ke 1418 dengan format : PIN[spasi]4 digit akhir no. kartu kredit[spasi]tanggal lahir DDMMYYYY. Contoh PIN 1234 31121988
Anda akan mendapat SMS balasan sebagai berikut : PIN untuk kartu xxxxxxxxxxxx1234 Anda adalah 999999. Segerea ganti PIN Anda di ATM CIMB Niaga terdekat dalam waktu 7 hari. Info : 14041
Pengiriman SMS hanya dapat dilakukan dengan nomor ponsel yang terdaftar pada sistem CIMB Niaga. Jika Anda ingin melakukan perubahan nomor ponsel, silakan menghubungi Phone Banking 14041

Informasi Layanan: Hubungi 14041 atau Email ke 14041@cimbniaga.co.id

     CITIBANK

Mulai tanggal 14 September 2014, PIN Kartu Kredit/Kartu ATM/Debet/Kartu Ready Credit Anda berubah menjadi 6 digit, tambahkan 00 di belakang PIN 4 digit yang Anda miliki sekarang. 
Selanjutnya, sesuai peraturan Bank Indonesia mulai 1 Januari 2015 mengenai peningkatan keamanan dalam penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, semua transaksi ritel pembelanjaan di merchant dan/atau penarikan dana melalui ATM di Indonesia dengan menggunakan Kartu Kredit wajib menggunakan PIN sebagai sarana verifikasi dan autentikasi.

Informasi Layanan: Hubungi layanan CitiPhone Banking 24-Jam di
69999 dari ponsel (berlaku nasional tanpa kode area

     ANZ

Untuk memperlancar proses pengiriman PIN baru kartu kredit Anda, segera perbaharui informasi Anda sebagai berikut:
Nomor handphone Pemegang kartu utama dan tambahan.
Alamat pengiriman tagihan.
Alamat e-mail Pemegang kartu utama dan tambahan.
Anda akan menerima PIN untuk setiap Kartu Kredit ANZ yang Anda
miliki, baik kartu utama maupun kartu tambahan.


Referensi
Informasi layanan: Hubungi 24-Hour ANZ Call Centre 0804 1000 269


Sumber Berita: http://www.teknologibank.com/berita-transaksi-kartu-kredit-dengan-pin-berlaku-1-januari-2015.html#ixzz3NMNzjqDV




Senin, 29 Desember 2014

Sabang - Berenang bersama Abang U19

Kali ini saya mau cerita tentang satu pengalaman ketika jalan-jalan di Sabang. Kalau keindahan alamnya sih, gak usah di tanya. Keindahan bawah laut apalagi. Jadi bukan itu yang mau saya ceritakan kali ini.

Waktu itu kami menginap di Iboih, letaknya persis di seberang Pulau Rubiah. Karena tinggal nyebrang (pakai perahu), saya dan teman-teman memutuskan untuk berenang-berenang cantik disana. Ya iyaa lah, udah jauh-jauh kesana masak engga snorkeling.

Tadinya kita mau berenang sendiri aja, tapi saat sampai disana ditawari mau pakai guide apa engga. Setelah negosiasi harga, akhirnya boleh lah kami pakai guide! Ujug-ujug ada pria coklat tampan bertelanjang dada datang menghampiri, uwoooow siapakah diaa… saya dan teman-teman yang cewek semua sudah sikut-sikutan dan deg-degan, dan benar dong, dia adalah guide kami. Kita menyebutnya abang U19, karena tampan dan berbadan fit dan mukanya mirip dengan Ravi Murdianto, sang penjaga gawang U19 kyaa kyaaa~

Ravi Murdianto
in action













Tapi, keriaan itu tak berlangsung lama. Saat dia datang dan memperkenalkan diri, dia langsung briefing kita tentang tata cara snorkeling yang baik dan benar sesuai dengan caranya (Siap bang!). Lalu dia memperhatikan saya membawa kamera underwater, “Itu kamera underwater?! Coba lihat! Kamu beli berapa ini?!” Haaaaah saya kaget juga diberondong begitu tapi tetap saya berikan itu kamera ke dia. Dia masih berceloteh tentang dia yang menyewakan kamera underwater dengan harga beberapa ratus ribu, dan bla bla bla, saya sudah gak ingat detailnya karena terkaget-kaget dengan nada suaranya yang agak galak dan diberondong pertanyaan macem-macem.

Sambil terus ngomong dia mengajak kita segera berangkat, itu kamera dengan nyamannya sudah dia gelangkan di pergelangan tangannya. T-t-t-tapi bang, kamera sayaa….. (dalam hati). Ternyata dia sudah hak milikin itu kamera.

Baiklah kita nurut, dengan sudah berbaju renang dan bertelanjang kaki, kita diajak ke pulau bagian belakang. Sebenarnya dekat, kira-kira 10 menit jalan kaki. Tapi yang jadi masalah bukan jaraknya, melainkan sepanjang jalan itu bertebaran buah-buah kecil yang keras dan sakit kalau keinjak. Si abang juga jalannya sudah duluan di depan ninggalin kita, begitu ada persimpangan terus bingung. Akhirnya dia balik nyamperin kita, sambil nanya kenapa kita jalannya lama banget. Pas dijelasin kita kehambat sama biji-bijian nyebelin itu, reaksinya cuma: ooo.. dan dia mulai nyingkirin benda-benda penghambat itu, yang mana kita udah berjarak satu menit dari pantai. Bang, telat, madingnya udah siap terbit!
jalan setapak penuh aral merintang

Tibalah saat kita nyemplung ke laut. Si abang sudah menentukan spot spot mana yang boleh dan yang tidak. Oke lah. Tiba-tiba dia narik-narik tangan kita, oh ternyata ada school of fish. Trus dia langsung ngejar itu ikan-ikan sambil moto-moto. Abis foto dia tunjuk-tunjukin fotonya dengan semangat. Agak heri deh you bang! Heboh sendiri.

Terus saya lagi wandering berenang sendiri tiba-tiba fin saya ada yang tarik kenceng banget dari belakang. Kalau di dalam laut bisa pasti saya udah kejungkel. Kirain ada apa, ternyata si abang mau nunjukkin bintang laut. Trus dia kasih bintang lautnya ke kita, langsung suruh foto bareng bintang laut. Tanpa aba-aba. Jadinya gini deh,
yang lain udah pose sama bintang laut, saya masih sibuk sendiri
 liat gak foto di atas muka temen-temen saya pada tegang semua. hahahahahaha

gerombolan ikan di bagian belakang pulau
airnya lumayan keruh
Ohiya, di bagian belakang pulau Rubiah ini airnya cukup keruh dan arusnya sedang lumayan kencang, jadinya agak kurang jelas, meskipun ikannya banyaaakk sekali dan besar-besar. Cantik cantik cantik (ala syahrini). Bete ah berenang di tempat keruh, lalu protes dong kami ke abang minta dibawa ke depan aja.


Jalan ke depan, lewat track yang sama, salah satu teman saya jalan duluan di depan, terus si abang bilang ke saya, “Tuh temennya, kok jalan duluan? Yang guide kan sayaa!” belom sempet jawab doi udah ngejar temen saya, dan dari gesturnya sih dia kayak bilang ke temen saya jangan jalan mendahului dia. Wakakakaka bang, santai kelesss.

Ketika berenang di Pulau Rubiah bagian depan, terlihat semua keindahannya, hanya 5 – 10 meter dari garis pantai sudah terlihat gerombolan ikan dan karang yang warna warni dan cantik. Terus saya bilang, bang, kemarin temen saya snorkeling disini lihat ada Lion Fish. Dia jawab, “OH, KUDA LAUTTT????”. Saya, “Bukan bang, ikan yang ada sayapnya itu lho, ikan singa, yang beracun.”. Dia, “Oh, kuda laut mah adanya di sanaa!!”, sambil menunjuk ke arah barat. Saya, “ bukan bang, yang ikan….” Ah sudah lah.. capek jelasin, lanjut berenang aja aaaah… ga nyampe 5 menit meluncur, saya ditarik di dalam air sama si abang, dia tunjuk-tunjuk ke dasar. Ternyata ada ikan singanyaaaaa! Super seneng! Minta tolong sama dia untuk foto, well, karena kamera dia yang pegang juga sih. Trus pas kita naik ke permukaan dia bilang gini, “Bilang dong daritadi yang dicari ikan itu! Itu mah disini namanya IKAN BULU AYAM!!” -____-“ meneketehe bro!

ikan bulu ayam yang bikin heboh
Foto-foto underwater Pulau Rubiah ada di bagian bawah yaaa..

Kehebohan terakhir, janji deh terakhir, udah panjang banget ini ceritanya. Dari awal si abang maksa buat kita foto di dalam air megang karang, saya males, selain karena udah pernah, susah, males lecet kegasrok karang, ternyata menyentuh karang itu tidak boleh, karena bisa merusak mereka yang tumbuhnya lama. Tapi si abang gak mau dengar alasan kita. Pokoknya harus! Harus foto sesuai titah dia! Udah gitu kalau gak sesuai sama ekspektasi dia, kita suruh ngulang, “LIAT SAYA LIAT SAYA!! SATU, DUA, (tunjuk-tunjuk air, maksudnya suruh nyelam)”. “SATU, DUA!!”. “HALO, HALO, ULANGI!!!” buset dahhhh ambil napas bentar aja udah ditunjuk-tunjuk dihalo-halo. Bener-bener deh gak pernah saya snorkeling ala ala militer begini. Hihi.. 

hasil foto Mbak Nunung yang jadi korban keganasan si abang
beset-beset hasil latihan menyelam

Rubiah di bawah laut:


ikan warna-warni dan hamparan karang yang kontras dengan biru laut. cantikk!




Nemo dimana-mana!





Real life Patrick! :)


Teripang aka timun laut






Jumat, 26 Desember 2014

Jepang - Mencari Koyo

Semalam abis nonton Doraemon: Stand By Me yang menurut saya sangaaaat lucu dan bagus. Benar-benar sesuai dengan gambaran dan imajinasi yang muncul ketika baca komiknya. Dan menurut saya, Doraemon dengan bahasa Jepangnya jauh lebih menggemaskan dibanding animasi versi Indonesia.
Gara-gara itu jadi teringat saat perjalanan ke jepang yang lalu.

Jepang adalah satu negara yang ngangenin dan bikin ingin balik lagi. Meskipun bahasanya susah tetapi orang-orangnya sangat baik dan mau membantu orang asing. Seperti saat saya mencari….. koyo.

Koyo yang saya mau
Tau koyo kan? Iya koyo yang panas-panas itu. Jadi waktu ke Jepang kan ceritanya backpacker-an, sudah hari ke sekian di destinasi terakhir, Kyoto waktu itu, badan udah remuk redam karena banyak jalan sambil bawa ransel gede (dan saya sering nyasar, jadi jalan lebih jauh -__-“). Mau pijit gak mungkin, selain duitnya gak cukup, juga waktunya gak ada. Solusi paling praktis kan pake koyo! Kebetulan saya ke Jepang saat musim gugur, cuaca mulai dingin, badan kaku, pegel, pas banget kalau ditempelin koyo!

Masalahnya, saya gak tau Bahasa jepangnya koyo itu apa, Bahasa Inggrisnya pun entah. Yang saya ingat salah satu merek koyo di Indonesia kan Salonpas dari Hitsamitsu. Dari namanya sih hisamitsu harusnya produk Jepang punya yaaa.. jadilah dengan yakinnya saya masuk ke Family Mart (semacam indomaretnya sana) dengan misi: PENCARIAN KOYO.

Pertama masuk dengan yakinnya saya ke section obat. Hmmm semuanya Bahasa kanji dan ga ada kemasan yang menggambarkan itu adalah koyo. Nanya lah ke mas-masnya dengan Bahasa tarzan.

T (Tata): Hi, do you have any hot plester?
MF (Mas FamilyMart) : ??????
T: like plester, plester, but hot hot?
MF: ??????
T: like band-aid for tired tired? Hot? Shoulder shoulder? (sambil meragain adegan pegel-pegel di bahu dan pinggang)
Magnetic Patch
MF: aaa haik haik.. no no no

awaban mereka sama terus sampe beberapa Family Mart/Lawson. Di Family Mart kesekian akhirnya ada titik terang, ada yang mengerti! Sayangnya dia gak punya pain relief macam koyo, tapi berupa plester berisi batu kecil magnetic yang ditempel ke badan. Nggggg bukan ini sih yang saya mau, tapi saya beli aja deh siapa tau berhasil.

Ternyata pas nyobain, itu batu batu magnet ga ngaruh sama sekali!! Mungkin karena gak berasa apa-apa jadi, ga ada penyembuhan efek sugesti yang biasanya ada. Hehehehe. Tapi saya tidak menyerah!

tipikal jalan di Kyoto

Hari berikutnya ketika pulang dari mengunjungi kuil, waktu nunggu bis pulang terlihat di seberang sana ada apotik kecil seperti disinari dari langit. Haaaa pasti disana ada koyo! Lari lah saya menyebrang jalan dan masuk ke apotik itu. Ternyata yang jaga nenek-nenek, dalam hati, mampus lah gimana ini cara ngomongnya.

yang saya dapat macam begini
Jurus dialog plester plester, hot hot, band aid, shoulder, tired tired sudah dikeluarkan. Si nenek dengan raut muka baik dan mau membantu tapi dia tetap gak ngerti. Udah mulai nyerah, mau keluar apotik, tiba-
tiba si nenek panggil, dia bilang apa ga ngerti, yang kedengeran cuma large large. Lalu dia masuk ke dalam untuk ngambil sesuatu yang dia maksud. Ternyata dia punya!! Cuma bentuknya bukan kaya Salonpas atau Koyo Cabe, tapi kayak Hansaplast Kompres Demam itu lho. Agak tidak biasa sih, tapi gapapa deh dari pada gak ada. Hahahaha. Makasih ya nenek baik hati yang tidak menyerah berusaha mengerti maksud saya yang sakau koyo.

Rabu, 24 Desember 2014

Kisah Pencarian Seni - Edwin's Gallery Part 2

Pada cerita sebelumnya, saya cerita tentang Edwin’s Gallery, tapi apa sih yang ada di dalamnya?

Ketika itu saya datang saat pameran yang bertajuk “Symbol, Spirit, Culture (To Communicate in Art Making Today)” yang diadakan dalam rangka ulang tahun ke 30 dari galeri ini.

Kesan pertama masuk galeri ini, dingin dan intimidating. Tapi lama-kelamaan terasa nyaman. Di galeri ini pun tidak boleh mengambil gambar, yang mana ada hal positif dan negatifnya sih, di satu sisi saya senang karena bisa fokus menikmati karya-karya itu tanpa harus repot mengabadikan demi keeksisan di media sosial :P tapi di satu sisi semua karya ini sangat baguuuus! Saya ingin punya dokumentasi sendiri untuk saya lihat-lihat lagi di rumah. Sebenarnya mereka menyediakan booklet berisi koleksi di pameran ini, sayangnya ketika saya kesana sedang habis. Tapi jangan khawatir! Untungnya di laman indoartnow dan edwinsgallery.com ada foto-foto karya yang dipamerkan kemarin. Bahkan saya ambil foto-foto di tulisan ini dari dua laman tersebut.

Semua karya yang ditampilkan bagus, tetapi yang sangat menarik mata saya adalah karya dari Eric Pauhrizi berjudul Vaccines of Our Sins dan Toten Kopfe. Vaccines of Our Sins terbuat dari ratusan botol vaksin dan lukisan Toten Kopfe yang merupakan bordiran diatas kain yang menurut bapak penjaga di galeri warnanya berasal dari vaksin-vaksin tersebut.
Vaccines of Our Sins
Toten Kopfe











ketika di Galeri


Kumpulan karya yang menurut saya juga luar biasa adalah karya Yi Hwan Kwon, seorang pematung dari Korea. Karyanya yang terbuat dari media Hand painted on f.r.p. and urethane foam ini menampilkan imaji yang terdistorsi dari kegiatan sehari-hari, sehingga kita melihatnya seakan-akan melihat gambar dua dimensi, padahal itu adalah patung tiga dimensi. Menakjubkan sekaligus membingungkan! Karya Yi Hwan Kwon ini bukan bagian dari pameran, melainkan koleksi pribadi Edwin’s Gallery. Saya ingin menampilkan lebih banyak foto karya Yi Hwan Kwon, tapi berhubung tidak boleh mengambil gambar disana, saya berusaha cari di internet, yang ternyata cukup susah juga! 

Ju-Ha -
photo by @jsarisiregar on Instagram


Hanging Up the Laundry -
photo by @evelyngasman on Instragam
Hanging Up the Laundry -
photo by @evelyngasman on Instragam

Trinity


Beberapa karya lain yang menarik hati saya di pameran:

Emiko Makino - Catharsis
Lee Jinju - Tears



























Made Valasara - Si Cantik dari Wilendorf 
Octora - Sycee Naga Lupa I




Selasa, 23 Desember 2014

Kisah Pencarian Seni di Jakarta - Edwin's Gallery

Saya suka melihat-lihat beberapa pameran, misal yang ada di Galeri Nasional, Selasar Soenaryo, dan lain lain. Entah kenapa selalu merasa lebih tenang kalau menghabiskan waktu mengamati karya-karya itu.

Karena biasanya saya selalu kudet tentang pameran-pameran yang ada di Jakarta, saya inisiatif browsing jadwal pameran seni di Jakarta, dan stumbled upon ke laman ini: indoartnow.com. Menurut profilnya, “IndoArtNow is a non-profit organisation that sets out to archive and make accessible online all exhibitions of contemporary art by Indonesian artists around the world. We also initiate art projects internationally to support the development of the Indonesian art scene.” Saya merasa ini merupakan inisiatif yang sangat sangat sangat bagus.

Nah dari referensi itu saya cari-cari galeri yang dekat kantor apa ya, supaya makan siang bisa ngabur sebentar kesana. Ternyata di Kemang cukup banyak galeri-galeri yang bisa didatangin. Saya tertarik ke Biasa ArtSpace (Jakarta), tetapi ternyata ArtSpace tersebut sedang tidak ada pameran dan bangunannya beralih fungsi menjadi toko baju dan souvenir dari seniman lokal Indonesia. Saya juga ke Dia.Lo.Gue ketika ada pameran Project Khatulistiwa, nanti kapan-kapan saya cerita disini. Dan yang ada satu tempat yang menarik minat saya adalah Edwin’s Gallery, karena tempatnya dekat sekali dengan restoran favorit saya jadi saya sering lihat, ditambah lagi disana sedang ada pameran. Jadi cuss lah saya kesana.


Bangunan Edwin's Gallery
Edwin’s Gallery dari luar terlihat seperti rumah yang nyaman dan asri. Halaman belakang Edwin’s Gallery sangat unik, ada pahatan berupa bagian belakang korset (atau tali sepatu?) yang menempel pada gedung utama yang memiliki dua lantai. Ada beberapa patung juga di taman belakangnya yang mungil tapi asri, salah satunya karya I Nyoman Nuarta, pembuat GWK yang tersohor. Taman belakang ini juga digunakan sebagai vernissages (private viewing of arts before public exhibitions). Edwin's Gallery mempunyai ruang pamer dengan luas total sebesar 450m2.  Edwin’s Gallery juga mempunya gallery store yang menjual buku-buku seni, cetakan lama, dan kartu-kartu terbitan Edwin’s Gallery. Disana juga ada toko yang menjual souvenir dari Papermoon Puppet.

jendela di lantai dua galeri
pintu ke taman belakang




















taman belakang galeri


lantai dasar galeri


















*foto didapat dari Edwin's Gallery web page

hanya penikmat

Saya tidak mengerti seni, tidak bisa membuat karya seni, tetapi saya sangat menikmati karya-karya seni, meskipun belum sanggup membeli karya seni. Hehehe. Sebagai penikmat seni juga baru saya sadari beberapa tahun belakangan, maklum saya lahir di keluarga teknik, bahkan saya sendiri pun mengambil jurusan teknik (kalau tidak mau dibilang sains) saat kuliah.

Tapi dari kecil, eyang saya dari pihak ibu sangat pandai melukis, membuat patung, bahkan biji merah dan buah pinus yang saya ambil sewaktu kecil bisa menjadi pajangan/hiasan olehnya. Hampir semua pajangan di rumahnya merupakan hasill karyanya sendiri. Saat-saat ke rumah eyang itu salah satu saat yang dinanti-nanti ketika saya masih kecil, karena tiap kali kesana pasti ada pajangan baru, entah lukisan, seni patung, asbak cantik, dan lain lain. Bagi saya eyang adalah seniman terbaik sepanjang masa!

Mungkin dari situ ada sedikit darah seni melaju dalam nadi saya. Tidak, bukan sebagai penyeni, tapi sebagai penikmat. Hanya penikmat.  Hahahaha :P